Bagaimana cara membuat website yang accessible?

Bagaimana cara membuat website yang accessible?

Membangun Landasan Website yang Ramah Akses

Bagaimana cara membuat website yang accessible? – Membangun website yang ramah akses bukan sekadar tren, melainkan tanggung jawab. Ini memastikan semua orang, terlepas dari keterbatasan fisik atau teknologi yang mereka gunakan, dapat mengakses dan berinteraksi dengan konten website Anda. Prinsip-prinsip dasar aksesibilitas akan memandu Anda dalam menciptakan pengalaman online yang inklusif dan bermanfaat bagi semua.

Prinsip-Prinsip Dasar Aksesibilitas Website

Aksesibilitas website berpedoman pada WCAG (Web Content Accessibility Guidelines), sebuah standar internasional yang menetapkan kriteria untuk membuat konten web yang dapat diakses oleh semua orang. Prinsip-prinsip utamanya meliputi:

  • Persepsi: Informasi dan komponen antarmuka pengguna harus dapat dipersepsi oleh pengguna. Ini meliputi penggunaan teks alternatif untuk gambar, transkripsi untuk audio, dan subtitle untuk video.
  • Operabilitas: Antarmuka pengguna harus dapat dioperasikan. Ini berarti navigasi website harus mudah dan intuitif, dengan dukungan untuk berbagai perangkat input seperti keyboard, mouse, dan teknologi assistive.
  • Pemahaman: Informasi dan operasi antarmuka pengguna harus mudah dipahami. Ini termasuk penggunaan bahasa yang sederhana dan jelas, struktur konten yang logis, dan konsistensi dalam desain.
  • Ketahanan: Konten harus kompatibel dengan berbagai perangkat dan teknologi assistive. Ini berarti website harus mudah di-parsing oleh teknologi bantu, dan harus tetap berfungsi dengan baik di berbagai browser dan perangkat.

Daftar Periksa Kepatuhan WCAG, Bagaimana cara membuat website yang accessible?

Daftar periksa ini membantu memastikan kepatuhan terhadap pedoman WCAG. Ingatlah bahwa kepatuhan penuh memerlukan pengujian yang menyeluruh dan mungkin memerlukan iterasi.

  1. Teks Alternatif (alt text) untuk semua gambar. Deskripsi yang akurat dan informatif.
  2. Judul dan Heading yang logis. Struktur heading (H1-H6) yang jelas untuk membantu navigasi.
  3. Kontras warna yang cukup. Pastikan teks dan elemen penting memiliki kontras warna yang memadai dengan latar belakang.
  4. Navigasi yang mudah diakses melalui keyboard. Semua fungsi website harus dapat diakses hanya dengan keyboard.
  5. Formulir yang mudah diakses. Label yang jelas, instruksi yang mudah dipahami, dan dukungan untuk teknologi bantu.
  6. Video dan audio dengan transkripsi dan subtitle. Memberikan akses bagi pengguna tunarungu dan tunarungu wicara.
  7. Penggunaan bahasa yang sederhana dan konsisten. Hindari jargon dan bahasa yang rumit.
  8. Penggunaan struktur HTML yang semantik. Memastikan struktur website yang logis dan mudah dipahami oleh mesin pencari dan teknologi bantu.

Alat dan Teknologi Pendukung Aksesibilitas

Berbagai alat dan teknologi dapat membantu dalam pengembangan website yang ramah akses. Pilihan yang tepat akan bergantung pada kebutuhan dan anggaran Anda.

Perbandingan Alat Pengecekan Aksesibilitas Website

Fitur Alat A Alat B Alat C
Pengecekan WCAG Ya, tingkat kepatuhan AA dan AAA Ya, tingkat kepatuhan AA Ya, tingkat kepatuhan A
Integrasi dengan IDE Ya Tidak Ya
Harga Berbayar Gratis (versi terbatas) Gratis
Kemudahan Penggunaan Sedang Mudah Mudah

Catatan: Alat A, B, dan C adalah contoh, dan fitur serta harga dapat berubah. Carilah informasi terbaru sebelum memilih alat.

Membangun website yang accessible membutuhkan perencanaan matang, termasuk memperhatikan aspek visual. Penggunaan warna kontras yang tepat dan tata letak yang terstruktur sangat penting. Salah satu kunci untuk mencapai hal tersebut adalah pengelolaan white space yang efektif; baca selengkapnya tentang bagaimana cara menggunakan white space dalam desain website? untuk memahami bagaimana ruang kosong dapat meningkatkan aksesibilitas.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, Anda dapat menciptakan situs web yang mudah dinavigasi dan dipahami oleh semua pengguna, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.

Alur Kerja Pengembangan Website yang Ramah Akses

Integrasikan prinsip aksesibilitas sejak tahap perencanaan. Ini akan menghemat waktu dan biaya dalam jangka panjang. Berikut alur kerjanya:

  1. Perencanaan: Tentukan target audiens dan kebutuhan aksesibilitas mereka. Tentukan standar WCAG yang ingin dicapai.
  2. Desain: Rancang website dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip aksesibilitas. Gunakan alat desain yang mendukung aksesibilitas.
  3. Pengembangan: Gunakan kode yang bersih, semantik, dan mudah diakses. Terapkan pedoman WCAG selama proses pengembangan.
  4. Pengujian: Uji website secara menyeluruh menggunakan alat pengecekan aksesibilitas dan melibatkan pengguna dengan disabilitas dalam pengujian.
  5. Peluncuran dan Pemeliharaan: Pantau dan perbarui website secara berkala untuk memastikan aksesibilitas tetap terjaga.

Menggunakan HTML dan CSS yang Ramah Akses

Bagaimana cara membuat website yang accessible?

Membangun situs web yang inklusif dan mudah diakses oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki disabilitas, adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan memanfaatkan HTML dan CSS dengan tepat, kita dapat menciptakan pengalaman digital yang lebih baik dan lebih adil. Berikut beberapa praktik terbaik untuk memastikan situs web Anda ramah akses.

Atribut Alt pada Gambar

Atribut alt pada tag img sangat krusial untuk aksesibilitas. Ia menyediakan deskripsi teks alternatif untuk gambar, yang dibaca oleh pembaca layar bagi pengguna tunanetra. Deskripsi ini harus akurat dan informatif, mencerminkan konteks gambar dalam halaman web. Jangan hanya menuliskan “gambar” atau “foto,” tetapi berikan deskripsi yang lengkap dan bermakna. Misalnya, alih-alih <img src="logo.png" alt="gambar">, gunakan <img src="logo.png" alt="Logo perusahaan XYZ, berwarna biru dan putih">. Untuk gambar dekoratif yang tidak menyampaikan informasi penting, gunakan atribut alt="".

Penerapan ARIA

ARIA (Accessible Rich Internet Applications) memberikan atribut tambahan untuk elemen HTML, meningkatkan kemampuan pembaca layar untuk menginterpretasi dan menavigasi konten yang kompleks. Misalnya, untuk memberikan label yang jelas pada elemen formulir yang tersembunyi secara visual, kita dapat menggunakan atribut aria-label. Berikut contoh penggunaan ARIA untuk tombol navigasi:

<button aria-label="Navigasi ke bagian selanjutnya">Selanjutnya</button>

Penggunaan ARIA yang tepat membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana pembaca layar bekerja dan bagaimana pengguna dengan disabilitas berinteraksi dengan situs web. Konsultasikan dokumentasi ARIA dan pedoman aksesibilitas untuk implementasi yang benar.

See also  Apa saja elemen penting dalam desain website?

Penggunaan Heading (H1-H6) yang Terstruktur

Heading (H1-H6) memberikan struktur logis pada halaman web, membantu pengguna memahami hirarki informasi dan memudahkan navigasi. Gunakan heading secara berurutan dan logis, dari H1 sebagai judul utama hingga H6 untuk terkecil. Hindari penggunaan heading secara sembarangan hanya untuk styling visual; struktur heading harus mencerminkan struktur konten sebenarnya.

Membangun website yang accessible membutuhkan perencanaan matang, mulai dari pemilihan warna kontras hingga navigasi yang intuitif. Pilihan CMS juga berperan penting; pemilihan CMS yang tepat dapat mempermudah implementasi fitur accessibility. Untuk landing page yang efektif dan mudah diakses, pertimbangkan faktor kecepatan loading dan kemudahan penggunaan. Pertanyaan kunci yang perlu dijawab sebelum memulai adalah: CMS mana yang paling cocok untuk website landing page?

Jawaban atas pertanyaan ini akan sangat memengaruhi seberapa mudah website Anda dapat diakses oleh semua pengguna, termasuk mereka dengan disabilitas. Setelah menentukan CMS, fokus selanjutnya adalah pada implementasi standar accessibility WCAG untuk memastikan website Anda benar-benar inklusif.

Kontras Warna dan Ukuran Teks

Kontras warna yang cukup antara teks dan latar belakang sangat penting untuk dibaca, terutama bagi pengguna dengan gangguan penglihatan. Ukuran teks juga harus cukup besar agar mudah dibaca. Berikut contoh kode CSS untuk meningkatkan kontras dan ukuran teks:

body 
  font-size: 16px;
  color: #333; /* Teks gelap */
  background-color: #fff; /* Latar belakang terang */


.important-text 
  font-size: 18px;
  font-weight: bold;

Gunakan alat pengecekan kontras warna online untuk memastikan kontras yang memadai. Tujuannya adalah untuk mencapai rasio kontras yang direkomendasikan oleh WCAG (Web Content Accessibility Guidelines).

Membangun website yang accessible memerlukan perencanaan matang, termasuk pemilihan elemen visual yang tepat. Salah satu aspek krusial adalah penggunaan ikon, yang harus intuitif dan mudah dipahami oleh semua pengguna. Untuk memastikan ikon Anda efektif dan mendukung aksesibilitas, pelajari lebih lanjut tentang bagaimana cara memilih icon yang tepat? Pilihan ikon yang tepat, berpadu dengan teknik aksesibilitas lainnya seperti teks alternatif dan kontras warna yang cukup, akan meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan dan memastikan website Anda ramah bagi semua orang.

Meningkatkan Aksesibilitas Elemen Interaktif

Elemen interaktif seperti tombol dan formulir perlu dirancang agar mudah digunakan oleh semua orang. Gunakan CSS untuk memberikan visual feedback yang jelas ketika elemen tersebut difokuskan atau diaktifkan. Pastikan label formulir jelas dan terhubung dengan elemen input yang benar. Gunakan atribut aria-describedby untuk memberikan deskripsi tambahan pada elemen formulir jika diperlukan. Contohnya, untuk tombol, kita bisa menambahkan padding dan border yang cukup jelas saat fokus.

button:focus 
  Artikel: 2px solid blue;
  box-shadow: 0 0 5px rgba(0, 0, 255, 0.5);

Dengan memperhatikan detail-detail kecil ini, kita dapat membangun situs web yang benar-benar inklusif dan dapat diakses oleh semua orang.

Memastikan Aksesibilitas Konten: Bagaimana Cara Membuat Website Yang Accessible?

Membangun website yang inklusif berarti memastikan semua orang, terlepas dari kemampuannya, dapat mengakses dan memahami informasi yang disajikan. Aksesibilitas konten merupakan kunci utama dalam mencapai hal ini. Berikut beberapa langkah krusial untuk memastikan konten website Anda ramah bagi semua pengguna.

Teks Alternatif untuk Video dan Audio

Teks alternatif (alt text) merupakan deskripsi singkat namun informatif yang menjelaskan isi sebuah gambar, video, atau audio bagi pengguna yang tidak dapat melihat atau mendengarnya. Untuk video, alt text harus merangkum isi video secara ringkas, mencakup poin-poin penting dan aksi utama yang terjadi. Sementara untuk audio, alt text bisa berupa transkrip singkat atau deskripsi konten audionya. Misalnya, untuk video tutorial memasak, alt text bisa berbunyi: “Video tutorial memasak kue cokelat, menampilkan langkah-langkah pembuatan kue cokelat dari awal hingga akhir, termasuk pengadukan bahan, memanggang, dan penyelesaian akhir.” Sedangkan untuk file audio podcast, alt text bisa berupa: “Podcast diskusi tentang pentingnya aksesibilitas website, dengan narasumber pakar desain web.” Ketepatan dan detail alt text sangat penting untuk menyampaikan informasi secara efektif.

See also  Bagaimana cara memilih font yang tepat untuk website?

Konten Ramah Pengguna dengan Disabilitas Kognitif

Pengguna dengan disabilitas kognitif mungkin mengalami kesulitan dalam memproses informasi yang kompleks atau berstruktur buruk. Untuk itu, konten harus dirancang dengan bahasa yang sederhana, kalimat pendek dan lugas, serta struktur yang jelas dan terorganisir. Hindari jargon teknis atau bahasa kiasan yang bisa membingungkan. Gunakan poin-poin berurutan atau daftar untuk menyajikan informasi secara terstruktur. Sebagai contoh, alih-alih menulis “Proses registrasi akun kami sangat intuitif dan mudah diikuti,” lebih baik menulis: “1. Kunjungi halaman registrasi. 2. Isi formulir dengan data Anda. 3. Verifikasi email Anda. Akun Anda siap digunakan!” Penggunaan visual yang sederhana dan konsisten juga membantu pemahaman.

Membangun website yang accessible memerlukan perencanaan matang, termasuk pemilihan elemen visual yang tepat. Salah satu aspek krusial adalah penggunaan ikon, yang harus intuitif dan mudah dipahami oleh semua pengguna. Untuk memastikan ikon Anda efektif dan mendukung aksesibilitas, pelajari lebih lanjut tentang bagaimana cara memilih icon yang tepat? Pilihan ikon yang tepat, berpadu dengan teknik aksesibilitas lainnya seperti teks alternatif dan kontras warna yang cukup, akan meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan dan memastikan website Anda ramah bagi semua orang.

Teknik Penulisan Konten yang Ramah Akses

Penulisan konten yang ramah akses menekankan pada kesederhanaan dan kejelasan. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang, hindari penggunaan kata-kata yang rumit atau ambigu. Struktur paragraf yang pendek dan terfokus pada satu ide utama akan memudahkan pembaca untuk mengikuti alur informasi. Gunakan heading dan sub-heading untuk membagi konten menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dicerna. Sertakan daftar berpoin atau tabel untuk menyajikan informasi yang kompleks secara terstruktur. Konsistensi dalam penggunaan tata bahasa dan gaya penulisan juga penting untuk meningkatkan keterbacaan.

Tabel HTML Terstruktur dengan Baik

Tabel HTML harus dirancang dengan struktur yang semantik dan dilengkapi dengan caption yang deskriptif. Setiap baris dan kolom harus memiliki peran yang jelas dalam menyampaikan informasi. Gunakan atribut summary untuk memberikan ringkasan singkat tentang isi tabel. Berikut contoh tabel yang terstruktur dengan baik:

Daftar Harga Produk
Nama Produk Harga
Produk A Rp 100.000
Produk B Rp 150.000

Aksesibilitas untuk Pengguna dengan Disabilitas Motorik

Pengguna dengan disabilitas motorik mungkin bergantung pada keyboard atau perangkat assistive technology untuk bernavigasi di website. Pastikan semua elemen interaktif, seperti tombol dan link, dapat diakses dan dioperasikan hanya dengan keyboard. Periksa apakah urutan tab keyboard logis dan mudah diikuti. Gunakan cukup waktu tunggu untuk setiap aksi pengguna, sehingga pengguna dengan keterbatasan motorik memiliki waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan website. Hindari penggunaan hover efek yang hanya dapat diakses dengan mouse.

Pengujian dan Optimasi Aksesibilitas

Bagaimana cara membuat website yang accessible?

Membangun website yang inklusif bukan sekadar memenuhi standar, melainkan sebuah komitmen. Setelah membangun fondasi aksesibilitas dalam desain dan pengembangan website, langkah selanjutnya adalah pengujian yang menyeluruh. Tahap ini krusial untuk memastikan website benar-benar ramah bagi semua pengguna, terlepas dari kemampuan mereka.

Proses pengujian aksesibilitas melibatkan berbagai metode, baik manual maupun otomatis, yang saling melengkapi untuk memberikan gambaran komprehensif tentang tingkat aksesibilitas website. Dengan menggabungkan pendekatan ini, kita dapat mengidentifikasi hambatan aksesibilitas dan melakukan optimasi yang tepat.

Metode Pengujian Aksesibilitas

Pengujian aksesibilitas melibatkan dua pendekatan utama: pengujian otomatis dan pengujian manual. Pengujian otomatis menggunakan perangkat lunak untuk mendeteksi pelanggaran pedoman aksesibilitas, seperti WCAG. Sementara itu, pengujian manual memerlukan evaluasi langsung oleh penguji manusia, seringkali melibatkan pengguna dengan disabilitas, untuk menilai pengalaman pengguna secara holistik.

  • Pengujian Otomatis: Alat-alat seperti WAVE, Lighthouse, dan aXe memindai kode website dan menandai potensi masalah aksesibilitas. Hasilnya memberikan laporan rinci yang memudahkan identifikasi area yang perlu diperbaiki.
  • Pengujian Manual: Pengujian manual melibatkan evaluasi langsung website oleh penguji, baik dengan atau tanpa disabilitas. Hal ini memungkinkan identifikasi masalah yang mungkin terlewat oleh pengujian otomatis, seperti navigasi yang membingungkan atau konten yang sulit dipahami.

Alat dan Teknik Pengujian Aksesibilitas

Berbagai alat dan teknik dapat digunakan untuk memastikan website sesuai dengan standar aksesibilitas. Pemilihan alat dan teknik yang tepat bergantung pada kebutuhan dan kompleksitas website.

  • WAVE (Web Accessibility Evaluation Tool): Plugin browser yang menandai masalah aksesibilitas secara visual pada halaman web.
  • Lighthouse: Alat audit kinerja web yang juga mencakup skor aksesibilitas.
  • aXe (Accessibility Engine): Perpustakaan JavaScript yang dapat diintegrasikan ke dalam alur kerja pengembangan untuk pengujian otomatis.
  • Pengujian dengan pembaca layar: Menggunakan pembaca layar seperti JAWS atau NVDA untuk mensimulasikan pengalaman pengguna dengan gangguan penglihatan.
  • Pengujian dengan keyboard saja: Menavigasi website hanya menggunakan keyboard untuk menguji aksesibilitas bagi pengguna yang memiliki keterbatasan motorik.
See also  Apa itu accessibility? Memahami Aksesibilitas

Panduan Pengujian Aksesibilitas Manual

Pengujian manual merupakan bagian integral dari proses memastikan aksesibilitas website. Berikut panduan langkah demi langkah untuk melakukan pengujian manual:

  1. Identifikasi Sasaran Pengujian: Tentukan area website yang akan diuji, misalnya halaman utama, halaman produk, dan formulir kontak.
  2. Gunakan Pembaca Layar: Navigasi website menggunakan pembaca layar dan perhatikan bagaimana informasi disampaikan.
  3. Navigasi Keyboard: Uji navigasi website hanya menggunakan keyboard. Pastikan semua elemen interaktif dapat diakses.
  4. Verifikasi Kontras Warna: Periksa kontras warna teks dan latar belakang untuk memastikan keterbacaan bagi semua pengguna.
  5. Evaluasi Struktur dan Navigasi: Pastikan struktur website logis dan mudah dinavigasi, dengan heading yang jelas dan link yang deskriptif.
  6. Uji Formulir: Pastikan formulir mudah diakses dan diisi, dengan label yang jelas dan instruksi yang mudah dipahami.
  7. Dokumentasikan Temuan: Catat semua masalah aksesibilitas yang ditemukan, beserta lokasi dan deskripsi masalah.

Tips Optimasi Aksesibilitas Website

Pastikan setiap elemen website memiliki label yang deskriptif dan bermakna. Gunakan heading (H1-H6) untuk menstruktur konten secara logis. Jaga kontras warna yang cukup antara teks dan latar belakang. Pastikan semua link memiliki teks alternatif yang deskriptif. Gunakan CSS untuk presentasi, bukan untuk struktur konten. Sediakan alternatif teks untuk gambar dan media lainnya. Gunakan bahasa yang jelas dan ringkas. Uji website secara teratur dan perbaiki masalah aksesibilitas yang ditemukan.

Contoh Laporan Hasil Pengujian Aksesibilitas

Laporan hasil pengujian aksesibilitas harus mencakup temuan, rekomendasi, dan tingkat kepatuhan terhadap WCAG. Berikut contoh sederhana:

Temuan Rekomendasi Kepatuhan WCAG
Kontras warna rendah pada beberapa elemen teks. Tingkatkan kontras warna sesuai dengan standar WCAG. Tidak Memenuhi WCAG 1.4.3
Beberapa gambar tidak memiliki teks alternatif. Tambahkan teks alternatif yang deskriptif pada semua gambar. Tidak Memenuhi WCAG 1.1.1
Navigasi keyboard tidak konsisten. Perbaiki navigasi keyboard agar konsisten dan mudah digunakan. Tidak Memenuhi WCAG 2.1.1

Aksesibilitas Website: Panduan Lengkap

Membangun website yang inklusif dan mudah diakses oleh semua orang, tak peduli latar belakang mereka, adalah kunci keberhasilan di dunia digital saat ini. Aksesibilitas website bukan sekadar tren, melainkan tanggung jawab etis dan juga strategi bisnis yang cerdas. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai aspek-aspek penting dalam membangun website yang ramah akses.

Definisi Aksesibilitas Website

Aksesibilitas website merujuk pada kemampuan semua pengguna, termasuk mereka yang memiliki disabilitas, untuk mengakses dan menggunakan website dengan efektif. Ini meliputi berbagai disabilitas, seperti gangguan penglihatan, pendengaran, motorik, kognitif, dan kejang epilepsi. Website yang aksesibel dirancang untuk memberikan pengalaman yang setara bagi semua pengguna, tanpa batasan.

Pentingnya Aksesibilitas Website

Manfaat membangun website yang ramah akses sangatlah besar. Selain memenuhi tanggung jawab sosial, website yang aksesibel juga meningkatkan jangkauan audiens secara signifikan. Bayangkan, Anda membuka pintu bagi jutaan pengguna dengan berbagai kebutuhan, memperluas pasar dan potensi bisnis Anda. Lebih dari itu, kepatuhan terhadap standar aksesibilitas juga menghindari potensi tuntutan hukum dan denda yang bisa merugikan.

Metode Pengukuran Tingkat Aksesibilitas Website

Mengukur tingkat aksesibilitas website dapat dilakukan melalui beberapa metode. Salah satu yang umum adalah melakukan audit aksesibilitas, baik manual maupun otomatis. Audit manual dilakukan oleh ahli aksesibilitas yang memeriksa website secara menyeluruh berdasarkan standar yang berlaku. Sementara itu, audit otomatis menggunakan perangkat lunak untuk mendeteksi pelanggaran standar aksesibilitas. Alat-alat seperti WAVE, Lighthouse, dan aXe sangat membantu dalam proses ini. Hasil audit akan memberikan gambaran tentang tingkat kepatuhan website terhadap standar aksesibilitas dan area yang perlu diperbaiki.

Standar Aksesibilitas Website

Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) merupakan standar internasional yang paling banyak digunakan untuk mengukur aksesibilitas website. WCAG menetapkan berbagai kriteria keberhasilan (success criteria) yang harus dipenuhi untuk memastikan website dapat diakses oleh semua orang. Standar ini dibagi menjadi tiga tingkat kepatuhan: A (minimal), AA (sedang), dan AAA (maksimal). Semakin tinggi tingkat kepatuhan, semakin tinggi pula tingkat aksesibilitas website.

Perbaikan Masalah Aksesibilitas pada Website yang Sudah Ada

Memperbaiki masalah aksesibilitas pada website yang sudah ada membutuhkan pendekatan sistematis. Berikut langkah-langkah yang dapat diadopsi:

  1. Lakukan audit aksesibilitas untuk mengidentifikasi masalah.
  2. Prioritaskan masalah berdasarkan tingkat keparahan dan dampaknya terhadap pengguna.
  3. Buat rencana perbaikan yang realistis dan terjadwal.
  4. Perbaiki masalah yang teridentifikasi, dengan memperhatikan standar WCAG.
  5. Uji kembali website setelah perbaikan untuk memastikan aksesibilitas telah ditingkatkan.
  6. Lakukan pemantauan berkala untuk memastikan website tetap aksesibel seiring dengan perkembangan dan perubahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *